Skip to main content

Ramadan dan Seorang Ibu

 

Marhaban ya Ramadan, tak terasa Ramadan kembali menyapa. Bulan yg sangat ditunggu bagi hamba Allah yg beriman. Bulan yg dimana diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh agar bisa meraih derajat taqwa.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 183).

Ramadan adalah bulan yg penuh dengan keberkahan. Keberkahannya seperti air hujan. Semua amal kebaikan yg kita kerjakan bernilai pahala. Pintu syurga dibuka selebar-lebarnya, sedangkan pintu neraka Allah tutup. Selain itu Ramadan adalah bulan terkabulnya setiap doa

Sungguh telah datang Bulan Ramadhan. Bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan atas kalian puasa di dalamnya. Pada Bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu (HR Ahmad).

Ramadan adalah bulan diturunkannya al-Qurán sebagai pedoman hidup manusia yg menjadi sumber kebahagiaan bagi hamba Allah di dunia maupun akhirat.

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (QS al-Baqarah [2]: 185).

Bulan Ramadan adalah bulan yg istimewa karena terdapat malam lailatul qadar malam yg satu malamnya bernilai kebaikan yg besar yaitu lebih baik dari seribu bulan. singkatnya Ramadan adalah bulan yg sangat istimewa, tak heran jika seorang hamba yg beriman bersuka cita menyambutnya, layaknya tamu agung yg membawa banyak sekali kebaikan di dalamnya, maka kita menyiapkan segala sesuatunya dengan baik dan maksimal agar bisa menjalani ibadah di bulan Ramadan.

Menjadi seorang Ibu

Seistimewa itu bulan Ramadan sehingga, banyak orang yg masih ada iman di dalam hatinya ingin menjamunya dg sebaik-baiknya. Melaksanakan solat wajib beserta sunah-sunahnya, menargetkan hatam al-qurán hafalan al qurán, shodaqoh dan masih banyak ibadah tambahan lainnya yg dikerjakan di Ramadan yg terkadang pada hari-hari biasa tidak terlalu diusahakan. Namun terryata kondisi berbeda dialami oleh seorang ibu, ada kegiatan tambahan yg baru saat seorang wanita sudah bergelar ibu, yaitu memastikan dan menyiapkan segala kebutuhan anggota keluarga agar sukses menjalankan ibadah Ramadan. Yang ternyata kegiatan tersebut membuat ibu merasa tidak maksimal beribadah selama Ramadan. Dulu bisa solat beserta sunah-sunahnya, hatam alqur'an dan aktivitas- aktivitas lainnya. Tapi sekarang, tilawah terburu-buru, hafalan kurang fokus, solat pun kurang khusu, terasa kurang maksimal dalam menjalani ramadan.

Nyatanya, bukan ramadannya yg hilang tetapi kesadarannya yg hilang, sadar bahwa saat ini sudah menjadi seorang ibu, sadar bahwa perannya semakin bertambah, sadar bahwa ada tugas yg bertambah yg harus diutamakan, bukan hanya diri, tapi anak-anak. Bukan hilang, tetapi bertambah ibadahnya saat bulan Ramadan. Bukan ramadannya yg kurang maksimal, tapi tugasnya yg harus dikondisikan. Tidak seperti dulu bisa berlama-lama menyendiri dalam beribadah,  sekarang harus ada yg di rawat, harus ada yg dididik harus ada yg dilatih beribadah. Ada anak yg harus dilatih solat, ada anak yg harus dilatih berpuasa ada anak yg harus dilatih mengaji. Bukankah mengkondisikan anak agar bisa beribadah juga merupakan ibadah?? 

Maka, betapa agung, betapa mulia dam betapa hebatnya seorang ibu di bulan Ramadan . mereka mendapatkan pahala puasa, pahala beramal menyiapkan dan memastikan semua anggota keluarga beribadah di bulan Ramadan, menyiapkan santap sahur, menyiapkan menu berbuka, mengerjakan pekerjaan domestiknya bernilai pahala yg besar saat di bulan Ramadan. 

Comments

Popular posts from this blog

PEREMPUAN PEMILIK DUA DUNIA

  Islam sangat memuliakan perempuan. Meski begitu bukan berarti seorang perempuan harus mengubur dalam-dalam semua mimpinya. Ketika seorang perempuan terus berusaha belajar dan berjuang mengejar mimpinya, itu bisa menjadi teladan yg baik untuk anak-anaknya. Tetapi, ini yg mungkin sering muncul, bagaimana bisa mengejar mimpi tanpa abai terhadap amanah menjadi seorang ibu? Bukan tentang memilih karir atau keluarga, bukan tentang mempertentangkan antara dunia akhirat, tetapi tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara impian dan amanah dari Allah swt. Islam mengajarkan perempuan dan laki-laki punya hak yg sama untuk bercita-cita dan berkarya, selama tidak melanggar syariat. Belajar, bekerja merupakan bentuk ikhtiar mencari ridho Allah, bukan ambisi, selama diniatkan karena Allah. Ibu yg memperjuangankan cita-citanya bukan sedang mengangkat harkat diri semata tetapi juga memberikan contoh kepada anak-anaknya bahwa semangat meraih cita kemudian dikontribusikan untuk umat merupakan i...

Segelas Kopi dan Segenggam Doa (Menjaga peran sebagai istri, ibu, dan hamba Allah)

  Bismillahirrahmanirrahim Setelah lulus kuliah kemudian bekerja, rasanya senang sekali, karena cita-cita yg diimpikan selama ini tercapai. Tetapi saat menikah dan memiliki anak rasanya seperti berada dipersimpangan antara melanjutkan mimpi atau menjalankan kewajiban baru, satu sisi ada rasa ingin berkarya dan berkembang, tetapi disisi lain ada anak yg menatap setiap pagi, ada suami yg menunggu istri pulang dg rasa cemas, ya begitulah takdir seorang perempuan. Tulisan ini lahir sebagai bentuk pengungkapan rasa, sebuah refeleksi sekaligus pengobat jiwa. Saya meyakini bahwa menjad ibu bekerja bukan tentang pencapaian diri, bukan tentang gaji, bukan tentang kesibukan yg padat. Ibu bekerja merupakan salah satu perjalanan manusia mencari keberkahan, bukan tentang kesuksesan mencapai karier terbaik, karier cemerlang tetapi dalam Islam segala apa yg kita lakukan merupakan ibadah selama tidak melanggar syariát. Namun, nyatanya ini tidak mudah, ada peluh yg dirasa, ada dilema yg menyapa, ...
Arti Sebuah Pernikahan Sabtu, 15 Juni 2019 akad telah terucap di depan orang tua dan semua keluarga. Kini hidupku berubah, beralih status menjadi seorang istri. Hidup berumah tangga tidaklah semudah yang difikirkan, tidak cukup hanya cinta, tapi perlu kesiapan mental, fisik, serta kedewasaan dalam bersikap. Karena jelas menikah bukan hal yang main-main. bukan hanya “pengesahan” sebuah hubungan, bukan sekedar kehidupan bersama orang yang kalian cintai, bukan hanya “aku suka dan kamu suka ayo kita menikah” .. Salah satu arti menikah bagi saya pribadi adalah kesiapan menerima sebuah amanah besar. Ya besar, amanah menjadi ma’mun atas imam yang diterima, amanah untuk menjadi orang tua yang berusaha memenuhi segala hak anak-anaknya kelak, di tengah drama rumah tangga yang ada.. Singgle lilllah, selama menunggu sidia yang tak kunjung datang, baiknya kita belajar untuk memenuhi hak anak-anak kita kelak, yaitu anak berhak memiliki orang tua yang sholeh dan sholehah dan ini d...