Skip to main content

PEREMPUAN PEMILIK DUA DUNIA

 

Islam sangat memuliakan perempuan. Meski begitu bukan berarti seorang perempuan harus mengubur dalam-dalam semua mimpinya. Ketika seorang perempuan terus berusaha belajar dan berjuang mengejar mimpinya, itu bisa menjadi teladan yg baik untuk anak-anaknya. Tetapi, ini yg mungkin sering muncul, bagaimana bisa mengejar mimpi tanpa abai terhadap amanah menjadi seorang ibu? Bukan tentang memilih karir atau keluarga, bukan tentang mempertentangkan antara dunia akhirat, tetapi tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara impian dan amanah dari Allah swt.

Islam mengajarkan perempuan dan laki-laki punya hak yg sama untuk bercita-cita dan berkarya, selama tidak melanggar syariat. Belajar, bekerja merupakan bentuk ikhtiar mencari ridho Allah, bukan ambisi, selama diniatkan karena Allah. Ibu yg memperjuangankan cita-citanya bukan sedang mengangkat harkat diri semata tetapi juga memberikan contoh kepada anak-anaknya bahwa semangat meraih cita kemudian dikontribusikan untuk umat merupakan ikhtiar beramal yg membuat hidup bernilai dihadapan Allah swt.

Meski begitu seorang ibu tidak boleh melalaikan amanah besar yg ada. Menjadi istri menjadi ibu merupakan karier tertinggi. Allah meminta kita untuk mendampingi suami, Allah menitipkan anak-anak bukan sekedar dibesarkan saja tetapi harus dididik agar tumbuh menjadi hamba Allah yg bertakwa. Maka, sebelum melangkah lebih jauh harus lah menimbang, apakah ini menjadikan diri lalai dalam menjalankan peran sebagai istri dan ibu? apakah ini menjauhkan diri dari ridho Allah?

Keseimbangan dunia dan akhirat merupakan ajaran Islam, solusi dari dilema yg ada adalah bukan untuk memilih tetapi untuk diseimbangkan. Untuk itu prinsip yg harus dipegang adalah :

1.      Meluruskan niat karena Allah

Niat menjadi kunci utama dalam bekerja dan berkarya. Niat menjadi indicator nilai dihadapan Allah. Allah menciptakan kita sebagai hamba-Nya adalah untuk beribadah. Jenis ibadah ada macamnya, bukan hanya yg berhubungan dengan Allah secara langsung, tetapi ada yg berhubungan dengan sesama manusia. Bekerja dan berkarya merupakan jenis ibadah yg berhubungan dengan sesama manusia, maka niatkan itu karena Allah bukan untuk mendapat pengakuan manusia bukan pula untuk mendapatkan materi, tetapi niatkan untuk Allah saja.

2.      Manajemen Waktu

Ketika perempuan bekerja dan berkarya maka ia memiliki tugas tambahan selain menjadi istri dan ibu. Atur waktu agar ketiga peran tersebut berjalan dengan baik, buat jadwal harian yg tidak berat sebelah.

3.      Melibatkan Allah dalam setiap tindakan

Jangan lupa untuk terus merefleksikan diri, minta bimbingan dan petunjuk Allah dalam setiap aktivitas dan libatkan suami untuk bermusyawarah saat akan memutuskan sesuatu.

4.      Sabar, tawakal dan takwa

Dalam menjalankan berbagai peran tentu tidak selamanya berjalan dengan baik sesuai dg apa yg kita atur. Maka setiap permasalahan yg terjadi kuatkan diri dengan bersabar dan mengimani takdir bahwa semua yg terjadi atas kehendak Allah sebagai bentuk ujian. Maka, peka terhadap tanda cinta dari Allah dalam bentuk ujian tersebut. Kemudian cari solusi dan serahkan kembali kepada Allah memohon yg terbaik menurut-Nya.

 

Ibu sang pemilik dua dunia bukan berarti tidak sempurna, tetapi merupakan upaya untuk selau bertumbuh, selama semua berjalan dg benar secara niat dan syariat serta tidak melanggar amanah yg utama. Islam mengajarkan agar menjadi istri yg taat dengan suami, ibu yg mendidik dg iman dan ilmu juga beramal dengan berperan dalam masyarat adalah upaya membangung peradaban. Bekerja bukan urusan duniawi tetapi justru bernilai ibadah ketika diniatkan karena Allah, ibu yg ridho dengan takdir dan berusaha tumbuh dengan sabar dan ikhlas insya Allah bukan kesia-siaan yg akan didapatnya.

Comments

Popular posts from this blog

Segelas Kopi dan Segenggam Doa (Menjaga peran sebagai istri, ibu, dan hamba Allah)

  Bismillahirrahmanirrahim Setelah lulus kuliah kemudian bekerja, rasanya senang sekali, karena cita-cita yg diimpikan selama ini tercapai. Tetapi saat menikah dan memiliki anak rasanya seperti berada dipersimpangan antara melanjutkan mimpi atau menjalankan kewajiban baru, satu sisi ada rasa ingin berkarya dan berkembang, tetapi disisi lain ada anak yg menatap setiap pagi, ada suami yg menunggu istri pulang dg rasa cemas, ya begitulah takdir seorang perempuan. Tulisan ini lahir sebagai bentuk pengungkapan rasa, sebuah refeleksi sekaligus pengobat jiwa. Saya meyakini bahwa menjad ibu bekerja bukan tentang pencapaian diri, bukan tentang gaji, bukan tentang kesibukan yg padat. Ibu bekerja merupakan salah satu perjalanan manusia mencari keberkahan, bukan tentang kesuksesan mencapai karier terbaik, karier cemerlang tetapi dalam Islam segala apa yg kita lakukan merupakan ibadah selama tidak melanggar syariát. Namun, nyatanya ini tidak mudah, ada peluh yg dirasa, ada dilema yg menyapa, ...
Arti Sebuah Pernikahan Sabtu, 15 Juni 2019 akad telah terucap di depan orang tua dan semua keluarga. Kini hidupku berubah, beralih status menjadi seorang istri. Hidup berumah tangga tidaklah semudah yang difikirkan, tidak cukup hanya cinta, tapi perlu kesiapan mental, fisik, serta kedewasaan dalam bersikap. Karena jelas menikah bukan hal yang main-main. bukan hanya “pengesahan” sebuah hubungan, bukan sekedar kehidupan bersama orang yang kalian cintai, bukan hanya “aku suka dan kamu suka ayo kita menikah” .. Salah satu arti menikah bagi saya pribadi adalah kesiapan menerima sebuah amanah besar. Ya besar, amanah menjadi ma’mun atas imam yang diterima, amanah untuk menjadi orang tua yang berusaha memenuhi segala hak anak-anaknya kelak, di tengah drama rumah tangga yang ada.. Singgle lilllah, selama menunggu sidia yang tak kunjung datang, baiknya kita belajar untuk memenuhi hak anak-anak kita kelak, yaitu anak berhak memiliki orang tua yang sholeh dan sholehah dan ini d...